Langsung ke konten utama

Bekal Dasar Menjadi Wartawan Profesional


Penulis : Didiek Danuatmadja W. Suratman
Ukuran : 14 x 21 cm
Jumlah Hal : iii + 76 hlm
ISBN : 978-602-95302-1-6
Cetakan : Pertama (I), Juli 2013
Penerbit : FATH PUBLISHING 
Didistributor : PUSTAKA TAUFIQ


JURNALISME sebenarnya merupakan ilmu yang tidak layak dipelajari sambil "berjalan". Sebagaimana disiplin ilmu-ilmu yang lain, upaya pemahamannya harus ditempuh dengan cara-cara yang sistematik dan metodis, agar kita bisa menguasainya secara utuh.

Buku
ini sekadar bahan   pengenalan yang sifatnya sangat elementer. Di dalamnya memang termuat berbagai sisi yang agak kompleks, tetapi, sebenarnya, jauh dari perfeksitas. Hal-hal yang elementer itu tadi menjadi lebih minimalis untuk proses pembelajaran dan pengamalannya.
 
Yang harus dipahami sejak awal, jurnalistik itu sendiri merupakan suatu kegiatan intelektual ilmiah, bukan sekadar "ilmu perjuangan" untuk kanalisasi idealisme, sebagaimana sering didengung-­dengungkan oleh para jurnalis beraliran politik.
    
Yang benar, idealisme yang dimaksud sebagai watak dan sikap kaum jurnalis adalah berjuang demi tegaknya kebenaran dan keadilan. Sikap itu ditunjukkan dalam praktik kerja secara profesional, ketika menyikapi suatu kejadian.  .
   
Dalam artian kontekstual, kegiatan jurnalisme harus dimulai dengan semangat keilmuan yang kompleks. Kompleksitas ini melibatkan banyak disiplin-disiplin ilmu yang lain. Mulai dari ilmu komunikasi, edukasi, psikologi, ilmu sosial dan lain-lain, termasuk ilmu politik yang di dalamnya memuat permasalahan demokrasi. Seorang wartawan professional harus mampu juga berbicara dan menulis dengan Bahasa Indonesia yang  baik dan benar.
    
Buku ini awalnya sebagai bahan ajar yang disusun oleh penulis untuk kegiatan pelatihan diberbagai tempat. Melengkapi buku ini,pada bagian akhir berisi UU No.40/1999 Tentang Pers, Kode Etik Jurnalistik, Standart Perusahaan Pers, Pedoman Pemberitaan Media Cyber, dll.
    
Melihat kelengkapan isinya, buku ini layak menjadi pegangan bagi siapapun yang ingin terjun ke dunia Jurnalistik, untuk menjadi wartawan yang profesional.(*)

Harga Buku : Rp.65.000,-
(harga belum termasuk ongkos kirim)

Hub. : W. Suratman - HP.0852 1708 4656

Komentar

Anonim mengatakan…


Assalamu alaikum
Menurutku blogmu isinya bagus!

Kalau ada waktu, mampir ke blogku ya ^_^
PUSTAKA TAUFIQ mengatakan…
Terima kasih atas responya
Catatan Mas Ratman mengatakan…
Menarik nih bukunya,

Postingan populer dari blog ini

Master of the Jinn (Sebuah Novel Spiritual)

Resensi Buku Judul : Master of the Jinn (Sebuah Novel Spiritual) Pengarang : Irving Karchmar Penerjemah : Tri Wibowo BS Penyunting : Salahuddien Gz Penerbit : Kayla Pustaka Master of the Jinn adalah sebuah novel sufistik yang berkisah tentang pengembaraan tujuh jiwa, yaitu Profesor Solomon, Rebecca, Kapten Simach, Ali, Rami, Ishaq, dan si faqir. Mereka mencari cincin Sulaiman yang konon mempunyai kekuatan untuk mengendalikan bangsa jin. Pencarian tersebut tak hanya memampukan mereka mengetahui hakikat bangsa jin, namun juga penemuan jati diri dari masing-masing pengembara. Dari segi seni bertutur, Irving Karchmar, sang penulis, orang Yahudi yang pada tahun 1992 dibaiat menjadi darwis Tarekat Sufi Nimatullahi ini, sepertinya ingin mengawinkan narasi dari kembara spiritual ala The Alchemist dan thriller yang mengupas simbolisme religius dari The Da Vinci Code. Sebuah upaya yang cukup ambisius. Betapapun, cerita berjalan cukup menegangkan, sarat metafora dan aforisma, penuh dengan kejut

Keliling Indonesia, Dari Era Bung Karno Sampai SBY

BENARKAH - Bung Karno memiliki “keluarga gelap” dari Ronte ?, Rasa-rasanya musthail, kecuali kalau kabar ini muncul akibat muslihat cerdik seorang jurnalis yang dujuluki ‘Gelap Poyk”. Seorang guru yang membelot menjadi wartawan sekaligus penulis nyeniman, ia juga memiliki sederat ‘profesi’ sampingan lainnya seperti tukang tilep berita, asisten mantri cacar, tentara gadungan, dan pelancong bermodal dengkul. Petualangan nekat itu membawanya ke seantero Indonesia, yang disusurinya hingga pojok-pojok tergelap dan terjoroknya. Dan semua itu dilakoninya demi menghasilkan tulisan yang membuatnya sempat ‘didewakan’ di bumi Pahariyangan dan diangkat anak oleh seorang gubernur sekaligus nyaris dibacok di Jalur Trans Sumatra. Sebuah laporan penjelajahan negeri dengan bahasa yang ringan dan nakal tetapi berbobot dan penuh makna, buku ini dapat menjadi saksi pertumbuhan dan perkembangan beberapa bagian dari negeri ini dari zaman Sukarno sampai SBY. Inilah catatan perjalanan seorang jurnalis petu